Kamis, 27 April 2017

Komunitas Ciliwung Depok


Sungai Ciliwung terlanjur identik dengan sampah dan penyusutan aliran sungai. Kedua hal tersebut tidak hanya terjadi di satu dua titik saja, namun telah merata dari hulu hingga hilir sungai yang berujung pada banjir di Ibu Kota Jakarta.
Berawal dari kondisi itulah, Taufik DS bersama beberapa orang mendirikan Komunitas Pecinta Ciliwung. Pusatnya ada di Komplek Wartawan, Serang.
Beberapa hari yang lalu, kelompok kami mengunjungi Cabang Komunitas Pecinta Ciliwung di daerah Depok. Disana, kami bertemu dengan salah satu anggota yang tinggal disana yaitu Bang Daus.






Komunitas ini berdiri pada tahun 2010 yang dipelopori oleh Bapak Taufik DS. Sementara Komunitas Ciliwung Depok sendiri baru berdiri tahun 2015. Komunitas di daerah Depok ini beranggotakan 20-30 orang, tetapi yang aktif sekitar 15 orang. Awal mula terbentuknya komunitas di daerah Depok ini, karena melihat Sungai Ciliwung di daerah Depok sangat memprihatinkan sehinggu warga setempat berinisiatif untuk melalukan kegiatan Benah Ciliwung. Karena kegiatan ini, Bang Daus bertemu dengan Pak Taufik dan kemudian mencari tempat untuk dijadikan basecamp di daerah Depok. Basecampnya tersebut berada di Grand Depok City.
Sebelumnya, tempat yang dijadikan basecamp ini terlihat kotor dan tidak layak di tempati. Maka dari itu, Pak Taufik mengubah tempat yang kurang layak itu menjadi tempat untuk pusat Benah Ciliwung di daerah Depok.
Komunitas Pecinta Ciliwung tersebar di beberapa tempat, seperti di Puncak, Bojong, Condet dan Pondok Cina. Komunitas ini bersifat independent, tetapi jika ada acara maka komunitas ini akan memberitahukan kepada walikota setempat.



Komunitas Ciliwung Depok
Kegiatan yang biasa dilakukan setiap hari yaitu Nanam Jahe Merah. Setiap sabtu dan minggu biasa melakukan Benah Ciliwung. Saat kegiatan menanam Jahe Merah, walikota dan DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) pernah datang untuk melihat dan berpartisipasi. Tanggal 31 April 2017, juga akan diadakan kegiatan Festival Mural dan Walikota akan datang untuk melihat acara tersebut.
Kegiatan lainnya seperti Jelajah Ciliwung. Jelajah Ciliwung ini biasa dilakukan saat Hari Ciliwung yaitu tanggal 11 November. Dalam kegiatan ini bukan hanya anggota saja yang ikut serta, namun warga sekitar atau orang-orang dari luar komunitas juga bisa ikut berpartisipasi. Jelajah Ciliwung ini bertujuan untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di alirang Sungai Ciliwung. Saat Jelajah Ciliwung, sampah-sampah yang sudah dikumpulkan kemudian diserahkan ke DKP. Menurut informasi dari Bang Daus, untuk Sungai Ciliwung di Depok ini sudah mulai bersih, tetapi dari daerah Pondok Cina ke arah Jakarta masih banyak sampah yang tertimbun di dasar Sungai.




Biasanya saat sabtu dan minggu tidak hanya anggota dari komunitas saja yang berkumpul, tetapi komunitas lain juga ikut berkumpul dan bisa saja memberikan bantuan atau infomarsi kepada Komunitas Ciliwung Depok (KCD) . Salah satunya dari MAPALA Universitas Indonesia. Mereka memberikan pengajaran tentang tali menali kepada para anggota.
Di Komunitas Ciliwung Depok ini mempunyai basecamp yang sangat unik. Disana terdapat perahu karet untuk rafting, tenda untuk anggota yang tinggal, Mushola, Kamar Mandi, Tempat Memanam Jahe dan ada juga tempat untuk mengibarkan bendera Merah Putih saat 17 Agustus.
Mereka juga membuat beberapa perlengkapan lainnya seperti meja dan kursi. Bahan-bahan yang mereka gunakan untuk membuat meja dan kursi, mereka manfaatkan dari kayu yang sudah tidak terpakai dan mereka lukis dengan sedemikian rupa hingga menjadikan tempat Komunitas ini terlihat unik dan keren. Karena siapa yang dapat menyangka, bahwa Komunitas yang terdapat di bawah jembatan ini mempunya tempat yang bisa dibilang unik dan keren. Selain dari bahan daur ulang tersebut, mereka juga menggantungnya satu kursi dan dijadikan ayunan.
Di bagian atas yang bisa dibilang atap dari tempat tersebut, di berikan tempat untuk menggantungkan beberapa ban yang biasanya dipakai untuk kegiatan disitu.
  
Disitu terdapat tenda yang digunakan untuk tempat tinggal bagi anggota yang tinggal disitu. Jadi lebih terlihat sangat menyatu dengan alam. Untuk listrik mereka mengambil dari kontrakan dekat situ.




Karena sedang ada kegiatan Festival Mural, di KCD sudah ada beberapa gambar yang telah dilukiskan dari beberapa orang untuk KCD ini.
 Untuk kedepannya, KCD berharap kegiatan dari Komunitas ini bisa menjadi ekowisata. Jadi bukan hanya digunakan untuk berwisata saja, tetapi para awam datang ketempat tersebut juga mendapatkan edukasi tentang Sunga Ciliwung sekaligus membersihkan Sungai.


Kami berharap Sungai ini bisa menjadi lebih bersih lagi dan bisa menjadi objek wisata, sehingga Sungai Ciliwung tidak di anggap sungai yang kotor karena sampah tetapi menjadi bersih karena kita peduli akan kebersihan dari sungai tersebut.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar