Selasa, 18 Oktober 2016

GANDRUNG


Gandrung, merupakan suatu seni tari daerah yang berasal dari Banyuwangi . Kata "Gandrung" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.
Kali ini tugas mengenai “gandrung” bertemakan manusia dan cinta kasih. Kesenian gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibukanya hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang Demikian antara lain yang diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu. Mengenai asalnya kesenian gandrung Joh Scholte dalam makalahnya antara lain menulis sebagai berikut: Asalnya lelaki jejaka itu keliling ke desa-desa bersama pemain musik yang memainkan kendang dan terbang dan sebagai penghargaan mereka diberi hadiah berupa beras yang mereka membawanya di dalam sebuah kantong. (Gandroeng Van Banyuwangi 1926, Bab “Gandrung Lelaki”). Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.
Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.


Dalam pementasan tari gandrung memiliki ciri khas dalam berbusana dan property yang didominasi warna mera dan kuning mas dan warna hitam yang kontras. Bagian – bagian penghiasan tari Gandrung antara lain :

1.      Bagian Tubuh
2.      Bagian Kepala
3.      Bagian Bawah
4.      Lain – lain
Diantara kesenian khas Jawa Timur ada satu lagi tari tradisional yang penuh nuansa mistis. Ternyata tidak cuma Reog Ponorogo yang dalam pagelarannya harus menggerahkan kekuatan gaib. Termasuk tarian Gandrung asal Banyuwangi. Konon para penarinya terikat oleh aturan magis. Ada beberapa persyaratan khusus bagi seorang penari gandrung sebelum naik ke pentas. Pertama, adalah dalam soal merias, sang penari harus melakukannya sendiri tanpa bantuan petugas rias. Karena itu sebagai syarat utama seorang penari Gandrung yang sudah profesional, dia harus bisa menata diri sendiri, terutama memoles wajah agar dapat tampil sedemikian menarik.

- Properti yang digunakan antara lain :
a.) Geter
b.) Omprog
c.) Ikat bahu, gelang
d.) Ilat – ilat
e.) Kepet
f.)  Pending
g.) Otok/kemben
h.) Renggoan werna-werna
i.) Sembongan
j.) Lakaran
k.) Sampur
l.) Lakaran batik gajah uling
m.) kaos kaki
n ) Kipas

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di BaIi, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju".
Film tarian Gandrung bertemakan manusia dan cinta kasih, jadi kita belajar dari sejarah tarian Gandrung ini mereka sangat menghormati pendahulu yang telah memperkenalkan tarian tersebut hingga turun temurun masih di perbudayakan.

Sumber:
3.      http://jawatimuran.wordpress.com/2013/01/25/tari-gandrung-banyuwangi/

4.      http://id.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar