Gandrung, merupakan
suatu seni tari daerah yang berasal dari Banyuwangi . Kata "Gandrung" diartikan sebagai terpesonanya
masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi
Sri sebagai Dewi Padi yang membawa
kesejahteraan bagi masyarakat. Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai
perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.
Kali ini tugas mengenai “gandrung” bertemakan manusia dan
cinta kasih. Kesenian gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibukanya
hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti
Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati
pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang Demikian antara lain yang
diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu. Mengenai asalnya kesenian
gandrung Joh Scholte dalam makalahnya antara lain menulis sebagai berikut:
Asalnya lelaki jejaka itu keliling ke desa-desa bersama pemain musik yang
memainkan kendang dan terbang dan sebagai penghargaan mereka diberi hadiah
berupa beras yang mereka membawanya di dalam sebuah kantong. (Gandroeng Van
Banyuwangi 1926, Bab “Gandrung Lelaki”). Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan
oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte
(1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah
kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun, gandrung laki-laki ini
lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena
ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti
perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun
1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.
Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini
kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan
Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di
seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya
boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak
tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang
mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di
samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.
Dalam pementasan tari gandrung memiliki ciri
khas dalam berbusana dan property yang didominasi warna mera dan kuning mas dan
warna hitam yang kontras. Bagian – bagian penghiasan tari Gandrung antara lain
:
1.
Bagian
Tubuh
2.
Bagian
Kepala
3.
Bagian
Bawah
4.
Lain
– lain
Diantara kesenian khas Jawa Timur ada satu lagi tari
tradisional yang penuh nuansa mistis. Ternyata tidak cuma Reog Ponorogo yang
dalam pagelarannya harus menggerahkan kekuatan gaib. Termasuk tarian Gandrung
asal Banyuwangi. Konon para penarinya terikat oleh aturan magis. Ada beberapa persyaratan khusus bagi
seorang penari gandrung sebelum naik ke pentas. Pertama, adalah dalam soal
merias, sang penari harus melakukannya sendiri tanpa bantuan petugas rias.
Karena itu sebagai syarat utama seorang penari Gandrung yang sudah profesional,
dia harus bisa menata diri sendiri, terutama memoles wajah agar dapat tampil
sedemikian menarik.
- Properti yang
digunakan antara lain :
a.) Geter
b.) Omprog
c.) Ikat bahu, gelang
d.) Ilat – ilat
e.) Kepet
f.) Pending
g.) Otok/kemben
h.) Renggoan
werna-werna
i.) Sembongan
j.) Lakaran
k.) Sampur
l.) Lakaran batik
gajah uling
m.) kaos kaki
n ) Kipas
n ) Kipas
Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa
syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan
seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur
bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di BaIi, dengan
melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu
(terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni
pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan
Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari
gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju".
Film tarian Gandrung bertemakan manusia dan cinta kasih, jadi
kita belajar dari sejarah tarian Gandrung ini mereka sangat menghormati
pendahulu yang telah memperkenalkan tarian tersebut hingga turun temurun masih
di perbudayakan.
Sumber:
3.
http://jawatimuran.wordpress.com/2013/01/25/tari-gandrung-banyuwangi/
4.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar