Kamis, 21 Mei 2020

Dasar - Dasar Kewirausahaan dan Rencana Bisnis


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan persoalan penting di dalam  perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemunduran  ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan (Rachbini,2002:xiv). Menurut Rachbini (2002), kelompok wirausahawan selalu mempunyai  peranan krusial, baik sebagai gap filler (pihak yang mengisi jarak / kesenjangan antara  peluang potensial dengan kenyataan yang ada) maupun sebagai input completer (pihak yang melengkapi faktor – faktor produksi dalam menghasilkan output berupa  barang dan jasa). Peranan itu berarti mendinamisasikan perekonomian atau bahkan  menjadi penopang yang menahan gerak perekonomian pada masa resesi. Peranan krusial ini ada pada masa pasang maupun masa surut dari suatu sistem perekonomian  bangsa. Jadi, peran penting dari para wirausahawan tersebut tidak terbantahkan.
Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk  menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk atau jasa.  Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan  kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis, wirausahawan harus mengetahui dengan  baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, ia harus  mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kecakapan manajerial, serta  mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri  khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Tujuan Instruksi Khusus mata kuliah Kewirausahaan, masalah yang dibahas adalah mengenai dasar-dasar kewirausahaan, kreativitas, dan inovasi. Dengan pokok bahasan lebih spesifik yaitu:
a)     Siapakah wirausaha
b)    Manfaat wirausaha
c)     Potensi & kelemahan wirausaha
d)    Kekuatan usaha kecil
e)     Kesalahan wirausaha
f)     Kreativitas, inovasi wirausaha
g)    Halangan kreativitas
h)     Cara meningkatkan kreatifitas
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:
1.3.1. Tujuan Umum
a)     Menjelaskan dasaar-dasar kewirausahaan
b)    Menjelaskan makna inovasi dan kreativitas serta cara memperoleh atau   meningkatkannya
c)     Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah
1.3.2 Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan sesuai silabus BAB I  : “Dasar-dasar Kewirausahaan”
1.4. Manfaat Penulisan
a)     Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.
b)    Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya.
c)     Sebagai literatur  untuk lebih memahami dasar-dasar kewirausahaan
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah :
a)     Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini
b)    Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa informasi di mesin pencari yang tidak penulis tidak dapatkan dari buku-buku





BAB II
PEMBAHASAN
Dewasa ini, kewirausahaan masih menjadi minat sebagai karir tetap diantara orang-orang diseluruh kelompok umur. Semangat dalam meluncurkan bisnis merupakan perkembanganekonomi yang paling penting dan mereka berperan penting dalam vitalitas perekonomianglobal. Khususnya bagi mereka para pengusaha kecil, karena mereka dengan kekuatan yangmenakjubkan, mereka telah menghasilkan produk dan jasa yang inovatif, menghilangkan batasteknologi, menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru, membuka pasar luar negeri dan memberikanpeluang kepada para usahawan untuk melakukan apa yang paling mereka nikmati. Parapengusaha kecil dapat bersaing dengan mudah dengan perusahaan besar.“Karena pada waktuperusahaan besar masih mempelajari resiko-resiko yang akan terjadi, para pengusaha kecilatau wirausahawan sudah mengubah dunia” seperti yang dikatakan oleh Howard Stevenson,Professor kewirausahaan dari Harvard.

Siapakah wirausaha
Seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demimencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikandan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itubisa dikapitalisasikan.
Profil Wirausahaan
1. Hasrat akan tanggung jawab.
Para wirausahaan merasakan tanggung jawab pribadi yang amat dalam terhadap hasil atasusaha yang telah mereka mulai. Mereka lebih memilih dapat mengendalikan sumber-sumberdaya mereka untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditepkan sendiri.
2. Lebih menyukai resiko menengah.
Para wirausahawan bukanlah orang-orang yang mengambil resiko secara membabi buta,melainkan orang yang mengambil resiko yang diperhitungkan. Kewirausahaan tidak samaseperti melempar anak panah dan berharap untuk mendapatkan yang terbaik. Kewirausahaanmenyangkut perencanaan dan pengambilan resiko yang telah diperhitungkan berdasarkanpengetahuan mengenai pasar, ketersediaan sumber daya atau produk, dan tindakan terencanayang berpotensi akan berhasil. Dengan kata lain, wirausahawan yang sukses bukanlahperngambil resiko, tetapi lebih sebagai penghapus risiko, membuang sebanyak mungkinhalangan terhadap keberhasilan peluncuran perusahaan mereka. Salah satu cara terbaik untukmenghapus resiko adalah dengan menyusun perencanaan bisnis yang kokoh untuk usaha.
3. Meyakini kemampuannya untuk sukses.
Para wirausahawan pada umumnya sangat yakin terhadap kemampuan mereka untuk sukses.Mereka cenderung optimis terhadap peluang kesuksesan. Dalam jajak pendapat mengenaibisnis kecil baru-baru ini, NBIF menemukan bahwa pemilik bisnis menilai keberhasilanperusahaan mereka secara cukup tinggi. Tingkat optimisme yang tinggi kiranya dapatmenjelaskan mengapa kebanyakan wirausahawan yang berhasil pernah gagal, sering lebih darisekali, sebelum akhirnya berhasil.
4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera.
Wirausahawan menikmati tantangan dalam menjalankan perusahaan dan mereka inginmengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus menerus mencari umpan balik.
5. Tingkat energi yang tinggi.
Wirausahawan lebih energik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini merupakan faktorpenentu mengingat luar biasanya upaya yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan. Kerjakeras dalam waktu lama merupakan keharusan bukan selingan, dan hal itu dapat meletihkan.
6. Orientasi masa depan.
Wirasahawan memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dantidak bisa begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebihmempersoalkan apa yang akan dikerjaan besok. Tidak puas hanya dengan duduk danbersenang-senang dalam keberhasilannya, wirausahawan sejati tetap berfokus pada masadepan.
7. Keterampilan mengorganisasi.
Membangun perusahaan “dari nol” ibarat menyusun puzzle raksasa . Wirausahawanmengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan tugas.Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan wirausahawan untukmengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan.
8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang.
Salah satu kesalahan konsep yang paling umum mengenai wirausahawan adalah anggapanbahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang. Sebaliknya, prestasitampak sebagai motivasi utama para wirausahawan; uang hanyalah cara sederhana untukmenghitung skor pencapaian tujuan.
Karakter Lain Wirausahawan
1. Komitmen yang tinggi.
Kerja keras, dan agar sukses dalam meluncurkan perusahaan, seorang wirausahawan harusmemiliki komitmen penuh. Para pendiri bisnis sering kali membenamkan diri sepenuhnya dalamperusahaan mereka. Kebanyakan wirausahawan harus melewati rintangan yang tampakmengecilkan hati ketika meluncurkan perusahaan dan mempertahankan perkembangannya.Hal ini memerlukan komitmen.
2. Toleransi terhadap amibiguitas.
Para wirausahawan cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap situasi yang selalu berubahdan ambigu, lingkungan tempat kerja kebanyakan dari mereka. Kemampuan untuk menanganiketidakpastian ini sangat penting sebab dengan menggunakan informasi-informasi baru yangkadang-kadang bertentangan yang diperoleh dari berbagai sumber yang tidak lazim.
3. Fleksibilitas.
Ciri khas wirausahawan sejati adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan perubahanpermintaan pelanggan dan bisnisnya. Dalam ekonomi global yang berubah dengan cepat ini,kekakuan sering mengakibatkan kegagalan. Dengan berubahnya masyarakat kita,orang-orangnya, dan seleranya, para wirausahawan juga harus bersedia menyesuaikanbisnisnya untuk memenuhi perubahan-perubahan ini. Ketika ide mereka gagal mengangkatharapan mereka, para wirausahawan yang berhasil bisa langsung mengubahnya.
4. Keuletan.
Hambatan, rintangan, dan kekalahan umumnya tidak menghalangi para wirausahawan yangbertekad baja menggapai visi mereka. Dan mereka terus mencoba.

Manfaat wirausaha
Survei menunjukkan bahwa para pemilik bisnis kecil meyakini bahwa mereka bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang, dan merasa lebih bahagia daripada bekerja untuk orang lain atau perusahaan lain. Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Gallup Organization menemukan bahwa 86 persen dari pemilik bisnis kecil lebih memilih memiliki perusahaan sendiri jika harus memulai dari nol. Sebelum mendirikan usaha bisnis apa pun, setiap calon wirausahawan harus mempertimbangkan manfaat-manfaat dari kepemilikan bisnis kecil.
1.         Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri
Memiliki perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para wirausahawan untuk mencapai apa yang penting baginya. Para wirausahawan ingin “mencoba memenangkan” hidup mereka, dan mereka menggunakan bisnis mereka untuk mewujudkan keinginan itu.
Seperti Dough Danforth, para wirausahawan meraih penghargaan intrinsik dengan mengetahui faktor pendorong di belakang bisnis mereka.
2.         Peluang untuk Melakukan Perubahan
Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnis karena mereka melihat peluang untuk membuat perubahan yang menurut mereka penting. Mungkin berupa keinginan menyediakan perumahan murah yang layak untuk keluarga di negara yang sedang berkembang atau mendirikan program daur ulang untuk melestarikan sumber daya bumi yang terbatas, para usahawan kini menemukan cara untuk mengkombinasikan kepedulian sosial mereka dengan keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
3.         Peluang untuk Mencapai Potensi Sepenuhnya
Telalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan mereka membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi wirausahawan ! bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja dan bermain; keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki para wirausahawan merupakan alat untuk mengungkapkan dan mengaktualisasi diri. Mereka mengetahui bahwa satu-satunya batasan terhadap keberhasilan mereka adalah segala hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusiasme, dan visi mereka sendiri. Memiliki perusahaan sendiri membuat mereka merasakan adanya pemberdayaan. Barbie Dallman memulai bisnis jasa riwayat hidup pada umur 30 tahun, setelah meningggalkan rasa aman (dan percekcokan) yang diberikan perusahaan tempatnya bekerja. Ia mengatakan, “Memulai perusahaan milik saya sendiri merupakan kebangkitan spiritual. Saya menyadari apa yang penting bagi saya- mampu mengikuti minat saya sendiri.
4.         Peluang untuk Meraih Keuntungan yang menakjubkan
Walaupun uang bukan daya dorong utama bagi kebanyakan wirausahawan, keuntungan bisnis merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan perusahaan. Kebanyakan wirausahawan tidak pernah menjadi super kaya, tetapi banyak di antara mereka yang memang menjadi makmur. Pada kenyataannya, hampir 75 persen dari mereka termasuk dalam daftar 400 orang terkaya Amerika versi Forbes merupakan wirausahawan generasi pertama ! Menurut penelitian Thomas Stanley dan William Danko, permilik perusahaan sendiri mencapai dua per tiga dari jutawan Amerika. “Orang-orang yang bekerja untuk diri sendiri memiliki peluang empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain,” ujar Danko. Bisnis jutawan biasanya bukan berupa perusahaan yang glamor dan berteknologi tinggi; sebaliknya, malah tidak glamor – besi bekas, pengelasan, pengumpulan sampah, dan sejenisnya.
5.         Peluang untuk Berperan dalam Masyarakat dan Mendapatkan Pengakuan atas Usaha Anda
Pemilik bisnis kecil sering kali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan paling dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati adalah ciri perusahaan kecil. Para pemilik perusahaan kecil menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah mereka layani dengan setia selama bertahun-tahun. Studi yang dilakukan oleh National Federation of Independent Business menemukan bahwa 78 persen orang Amerika yakin bahwa bisnis kecil memberikan pengaruh positif terhadap arah negara, hanya satu tingkat di bawah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memainkan peran penting dalam sistem usaha setempat dan mengetahui bahwa usaha mereka memiliki dampak yang signifikanterhadap kelancaran fungsi ekonomi negara ini, merupakan bentuk penghargaan lain bagi para manajer usaha kecil. Salah satu survey melaporkan, bahwa 72 persen dari pemilik usaha mengatakan bahwa hal yang paling mereka nikmati sebagai seorang pemilik usaha adalah dapat memberikan kontribusi pada masyarakat setempat.
6.         Peluang untuk Melakukan Sesuatu yang Anda Sukai dan Bersenang-senang dalam Mengerjakannya
Yang umumnya dirasakan oleh pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan kerja mereka yang sesungguhnya bukanlah kerja. Kebanyakan wirausahawan yang berhasil masuk dalam bisnis tertentu sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut.mereka membuat hobi mereka menjadi pekerjaaan mereka sehingga mereka senang melakukannya. Para wirausahawan ini mengikuti nasihat Harvey Mc Kay: “Carilah pekerjaan yang Anda sukai dan anda tidak akan pernah merasa terpaksa harus melakukannya sehari penuh dalam hidup anda.” Yang menjadi penghargaan terbesar bagi wirausahawan bukanlah tujuannya, melainkan perjalanannya. “memulai sebuah perusahaan merupakan hal yang sangat sulit,” kata wirausahawan dan peneliti usaha kecil David Birch. “ Risikonya sangat banyak; rasa khawatir sangatlah besar. Satu-satunya bisnis yang harus anda mulai adalah bisnis di bidang yang paling anda minati. Bila tidak, anda tidak akan tahan meneruskannya. Masukalh ke dalam [bisnis] karena anda menggandrungi bidang itu.”

Potensi kelemahan wirausaha
1. Ketidakpastian pendapatan.
Membuka dan menjalankan perusahaan tidak member jaminana bahwa seseorangwirausahawan akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk hidup. Beberapa perusahaankecil sangat sulit memperoleh pendapatan yang cukup besar agar dapat membayarpemilik/manajernya secara layak. Pada masa awal usahanya, pemilik sering kali kesulitanmelunasi kewajiban keuangannya dan mungkin hidup dari tabungan.
2. Resiko kehilangan seluruh investasi
Tingkat kehilangan bisnis kecil relative tinggi. Menurut penilitian, 35 % dari perusahaan barugagal dalam waktu 2 tahun. 54 % tutup dalam waktu 4 tahun. Setelah 6 tahun, 64 %perusahaan baru akan gulung tikar. Penelitian juga memperlihatkan ketika sebuah perusahaanmenciptakan setidaknya satu pekerjaan di awal-awal tahun, kemungkinan kegagalan setelahenam tahun merosot menjadi 35 persen. Sebelum mencapai periode keemasan, parawirausahawan harus bertanya pada diri sendiri apakah mereka secara psikologis mampumenghadapi konsekuensi kegagalan.
3. Kerja lama dan kerja keras.
Memulai usaha sering membuat pemilik mengalami serangkaian mimpi buruk. Menurutpenilitan, 65 % wirausahawan membaktikan dirinya 40 jam atau lebih dalam seminggu untukperusahaan mereka. Dalam banyak perusahaan, 6 sampai 7 hari kerja tanpa uang lembur dihari libur merupakan hal biasa.
4. Kualitas hidup yang rendah sampai bisnis mapan.
Panjangnya jam kerja dan kerja keras yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan akanmenyita hidup wirausahawan. Pemilik perusahaan sering menyadari bahwa peran merekasebagai suami atau istri dan ayah atau ibu menjadi terabaikan akibat pendirian bisnis. 7 5. Tingkat stress yang tinggi.Memulai dan mengelola perusahaan dapat menjadi pengalaman yang sanagat berharga, tetapijuga bisa menjadi pengalaman penuh tekanan yang tinggi. Para wirausahawan seringmenanamkan modal besar dalam perusahaannya dengan menggadaikan segala sesuatu yangmereka miliki untuk usahanya. Kegagalan sering berarti kehancuran keuangan, dan itumenciptakan beban mengelola perusahannya sendiri karena mereka tidak bisa mendelegasikanwewenang dan tanggung jawab kepada orang lain walaupun karyawan mereka mampumelakukannya.
6. Tanggung jawab penuh.
Memang menyenangkan menjadi bos, tetapi banyak wirausahawan menyadari bahwa merekaharus mengambil keputusan mengenai berbagai hal yang tidak mereka kuasai. Banyak pemilikperusahaan mengalami kesulitan mendapatkan penasihat. Sebuah jajak pendapat mengenaiperusahaan kecil nasional yang baru-baru ini dilakukan NFIB menemukan bahwa 34 persendari pemilik perusahaan tidak memiliki seseorang yang dapat dijadikan tempat bertangasewaktu membuat keputusan bisnis yang penting. Bila tak ada seorang pun tempat bertanya,tekanan bisa menggunung dengan tiba-tiba. Menyadari bahwa keputusan yang mereka ambilmerupakan penyebab keberhasilan atau kegagalan akan mengakibatkan dampak yangmerusak pada beberapa orang. Para pemilik perusahaan kecil dengan segera menyadaribahwa mereka sendirilah bisnisnya.
7. Keputuasaan.
Membuka suatu usaha merupakan upaya substansial yang memerlukan dedikasi, disiplin dankeuletan yang tinggi. Sepanjang usahanya membangun perusahaan yang berhasil, parawirausahawan akan selalu menghadapi berbagai macam hambatan, beberapa diantaranyatampaknya tidak dapat diatasi. Dalam menghadapi kesulitan seperti itu, keputusasaan dankekecewaan menjadi emosi yang biasa dirasakan. Wirausahawan yang sukses akan menyadaribahwa setiap perusahaan mengalami hal-hal yang berat sepanjang jalannya, dan merekamengarungi waktu-waktu sulit dengan bekerja sungguh keras dan memiliki cadanganoptimisme yang banyak sekali.

Kekuatan usaha kecil
Dari 25 juta bisnis di Amerika Serikat, sekitar 24,92 juta atau 99,7 persen dapat dikategorikan berukuran “kecil”. Walaupun tak ada penjelasan umum tentang perusahaan kecil (U.S. Small Business Administration mempunyai lebih dari 800 definisi perusahaan kecil berdasarkan kategori industri), gambaran umum mengenai bisnis kecil (small business) adalah perusahaan yang memperkerjakan kurang dari 100 orang. Mereka berkembang pesat dalam semua industri, walaupun mayoritas perusahaan kecil berkonsentrasi pada industri jasa dan ritel (lihat figur 1.6). walaupun mungkin termasuk bisnis kecil, kontribusi mereka terhadap perekonomian tidaklah kecil. Contohnya, perusahaan kecil memperkerjakan 51  persen dari angkatan kerja sektor swasta Amerika Serikat, walaupun mereka memiliki kurang dari seperempat total aset bisnis. Hampir 90 persen perusahaan kecil memperkerjakan kurang dari 20 pekerja. Karena pasa dasarnya mereka padat karya, perusahaan kecil sesungguhnya menciptakan lebih banyak pekerjaan dibandingkan dengan yang diciptakan oleh perusahaan besar. Kenyataannya, perusahaan kecil telah menciptakan dua pertiga sampai tiga perempat dari pekerjaan baru dalam perekonomian AS.
David Birch, direktur utama perusahaan riset Arc Analytics, mengatakan bahwa kendati pun demikian, kemampuan untuk menciptakan pekerjaan tidak tersebar merata pada berbagai sektor bisnis kecil. Penelitiannya menunjukkan bahwa hanya 3 persen dari perusahaan-perusahaan kecil ini yang menciptakan 70 persen pekerjaan baru neto dalam perekonomian, dan ereka melakukannya di semua sektor bisnis, bukan hanya dalam industri yang sedang “naik daun”. Birch menamakan perusahaan-perusahaan kecil pencipta  lapangan kerja ini sebagai “kijang” (gazelles) yang tumbuh 20 persen atau lebih per tahun dengan penjualan tahunan setidaknya sebesar $100.000 selama empat tahun. Penelitiannya juga mengidentifikasi perusahaan tipe “tikus” yang tidak pernah tumbuh besar dan tidak banyak menciptakan lapangan kerja. Mayoritas perusahaan-perusahaan kecil termasuk dalam jenis “tikus”. Birch menamakan bisnis-bisnis terbesar di negara itu sebagai “gajah” yang terus-menerus  mengurangi lapangan kerja selama beberapa tahun.
Perusahaan kecil tidak hanya menciptakan pekerjaan, melainkan juga menanggung beratnya melatih karyawan. Satu penelitian oleh Small Business Administration menyimpulkan bahwa perusahaan kecil merupakan pemimpin dalam memberikan pelatihan dan peluang kemajuan pada karyawan. Perusahaan kecil menawarkan pendidikan dan pelatihan keterampilan yang lebih umum dibanding perusahaan besar, dan karyawan-karyawannya menerima lebih banyak manfaat dari pelatihan tersebut daripada karyawan di perusahaan yang lebih besar. Meskipun program pelatihan cenderung tidak resmi, dilakukan di dalam perusahaan, dan sambil bekerja, perusahaan kecil mengajarkan keterampilan-keterampilan yang sangat berharga, dari cara menulis surat sampai pemakaian komputer.
Perusahaan kecil juga menyumbang 51 persen dari Produk Domestik Bruto sektor swasta negara dan mencakup 47 persen dari penjualan bisnis. Bahkan, sektor bisnis kecil AS termasuk perekonomian nomor tiga terbesar di dunia, hanya tertinggal oleh perekonomian AS secara keseluruhan dan Cina! Perusahaan-perusahaan kecil merupakan inkubator bagi berbagai ide, produk, dan jasa baru. Perusahaan kecil menciptakan inovasi 13-14 kali lebih banyak per karyawan penelitian dibandingkan dengan perusahaan besar. Umumnya, bisnis kecil telah memainkan peran penting dalam inovasi, dan terus hingga saat ini. Banyak penemuan baru bersumber dari wirausahawan, termasuk ritsleting, radio FM, laser, AC, tangga berjalan, lampu pijar, komputer pribadi, dan transmisi otomatis.

Kesalahan wirausaha
1. Ketidakmampuan manejemen
Dalam kebanyakan perusahaan kecil, manajemen yang buruk menjadi penyebab utamakegagalan bisnis. Terkadang manajer perusahaan kecil tidak memiliki kemampuan untukmenjalankannya dengan baik. Pemiliknya kurang mempunyai kemampuan kepemimpinannya,pertimbangan yang baik, dan pengetahuan yang diperlukan dengan menjalankan bisnis.Banyak manajer yang memang tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan perusahaankecil.
2. Kurang pengalaman
Manajer-manajer perusahaan kecil perlu memiliki pengalaman dalam bidang yang ingindimasukinya. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki kemampuan teknis yang memadai(pengetahuan kerja atas berbagai operasi fisik usaha tersebut dan kemampuan konseptualyang memadai); kekuatan unutk memvisualisasikan, mengoordinasi, dan kemampuan untukmengelola orang-orang di dalam perusahaannya dan memotivasi mereka untuk mencapaikinerja pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Pengedalian keuangan yang buruk
Manajemen yang sehat adalah kunci keberhasilan perusahaan kecil, dan manajer yang efektifmenyadari bahwa semua keberhasilan bisnis memerlukan kendali keuangan yang layak.Keberhasilan bisnis juga memerlukan modal dalam jumlah yang cukup pada saat awalnya.Kekurangan modal merupakan penyebab umum kegagalan bisnis karena perusahaankurangnya modal sebelum mereka mampu menghasilkan arus kas yang positif. Banyak pemilikperusahaan kecil membuat kesalahan pada awal bisnis mereka dengan hanya bermodaldengkul, yang dapat menjadi kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dansering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk terjun ke dunia bisnis. Sebagai akibatnya,mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yangmemadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakinbanyak uang kas untuk mendanai pertumbuhannya.
4. Lemahnya usaha pemasaran
Kadang kala wirausahawan membuat kesalahan yang mirip dengan film klasik yang berjudul “Field of dreams”. Walaupun ide bisa mendatangkan alur cerita film yang hebat, hal tersebuthampir tidak pernah terjadi di dalam bisnis. Membangun basis pelanggan yang terusberkembang memerlukan usaha pemasaran tanpa kenal lelah dan kreatif. Mempertahankanmereka agar terus kembali diperlukan usaha, yaitu dengan menyediakan nilai, kualitas,kenyamanan pelanggan, dan kegembiraan. Wirausahawan kreatif menemukan cara untukmemasarkan bisnis mereka secara efektif kepada pelanggan sasaran mereka tanpa harusmenjebol bank.
5. Kegagalan pengembangan perencanaan strategis
Terlalu banyak manajer perusahaan kecil mengabaikan proses perencanaan strategis, karenamereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat bagi perusahaan besar. Akan tetapi, gagalmerencanakan biasanya mengakibatkan gagak bertahan hidup. Tanpa strategi yang ditentukandengan jelas, perusahaan tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan danmemelihara keunggulan bersaing di pasar. Membangun perencanaan strategis memaksawirausahawan untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang direncanakan.
6. Pertumbuhan yang tak terkendali
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat dan didambakan oleh semuaperusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Idealnya, ekspansi harusdidanai dari laba yang mereka hasilkan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagianbesar perusahaan mengambil pinjaman paling tidak sebagian dari investasi modal. Ekspansibiasanya memerlukan perubahan besar dalam struktur organisasi, praktik-praktik bisnis sepertiprosedur pengendalian persediaan dan pengendalian keuangan, penugasan karyawan, danbidang-bidang kegiatan lain. Akan tetapi, perubahan terpenting terjadi dalam kemampuanmanajerial. Dalam berkembangnya ukuran dan kompleksitas perusahaan, masalah-masalahcenderung meningkar proporsinya, dan wirausahawan harus belajar menangani hal ini.
7. Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apa pun, pemilihan lokasi yang tepat merupakan seni dan juga ilmu. Lokasiperusahaan sering kali dipilih tanpa penelitian, pengamatan dan perencanaan sering kali dipilihtanpa penelitian, pengamatan dan perencanaan yang layak. Beberapa pemilik bisnis barumemilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akan tetapi, masalah lokasi terlalu riskanuntuk dilakukan secara untung-untungan.
8. Pengendalian persediaan yang tidak tepat
Umumnya, investasi terbesar yang dilakukan para manajer perusahaan kecil adalah dalampersediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerialyang paling sering terabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkankekurangan dan kehabisan stok, mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi. Yang seringterjadi adalah bahwa manajer tidak hanya memiliki persediaan dalam jumlah yang berlebih,tetapi juga mempunyai terlalu banyak persediaan dalam jumlah yang berlebih, tetapi jugamempunyai terlalu banyak persediaan yang salah jenis. Banyak perusahaan kecil yangmenyia-nyiakan uang yang dimilikinya untuk menimbun persediaan yang tidak bermanfaat.Harga sistem point-of-sale yang terkomputerisasi saat ini sangat murah sehingga dapat dibelioleh perusahaan kecil. Sistem ini dapat mencatat secara akurat barang-barang masuk dankeluar sehingga pemilik perusahaan dapat terhindar dari masalah persediaan.
9. Penetapan harga yang tidak tepat
Menetapkan harga yang akan menghasilkan laba bearti bahwa pemilik perusahaanmenetapkan besarnya biaya untuk membuat, memasarkan, serta mendistribusikan produk danjasa mereka. Sering kali, wirausahawan dengan mudah menetapkan harga berdasarkan hargayang ditetapkan pesaingnya atau berdasarkan ide samar-samar “menjual produk terbaik padaharga terendah”. Keduanya sangatlah berbahaya. Para pemilik bisnis biasanya menetapkanharga terlalu rendah atas produk mereka. Tahap pertama dalam menetapkan harga yangakurat adalah dengan mengetahui biaya pembuatan atau penyediaan produk dan jasa.Kemudian pemilik bisnis ini dapat menetapkan harga yang dapar mencerminkan citraperusahaan yang ingin mereka bangun dan selalu, tentu saja, dengan memerhatikanpersaingan.
10. Ketidakmampuan membuat “transisi kewirausahaan”
Berhasil melewati “tahap awal kewirausahaan” tidak menjamin kesuksesan perusahaan.Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan drastic gaya manajemen, satuhal yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh para wirausahawan. Kemampuan-kemampuanyang tadinya membuat wirausahawan berhasil sering kali mengakibatkan ketidakefektifanmanajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang danmelepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari. Pertumbuhan mendorong mereka ke dalamwilayah yang tidak dikuasai oleh kebanyakan wirausahawan, tetapi mereka lebih memilih untukterus berusaha mengambil keputusan daripada harus melibatkan pihak lain.


Kreativitas, inovasi wirausaha
Penelitian baru-baru ini dari Small Business Administration menemukan bahwa perusahaan kecil menghasilkan lebih banyak inovasi yang penting secara ekonomi dan secara teknis dibandingkan dengan perusahaan besar. Apa “rahasia” kewirausahaan dalam menciptakan pasar ? pada kenyataanya, tidak ada “rahasia “ sama sekali: hal ini berkaitan dengan penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan untuk memanfaatkan peluang yang ditemui orang setiap hari. Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi (innovation) adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kratif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Ted Levitt dari
Harvard mengemukakan bahwa kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru dan inovasi adalah mengerjakan hal-hal baru. Singkatnya, wirausahawan sukses dengan cara memikirkan dan mangerjakan hal-hal baru atau hal-hal dengan cara baru. Memiliki ide yang hebat tidaklah mencukupi; mengubah ide menjadi produk, jasa, atau usaha bisnis yang berwujud merupakan tahapan berikutnya yang esensial. Pakar manajemen Peter Drucker mengatakan, “inovasi merupakan instrumen khusus wirausahawan, sarana yang mereka gunakan untuk mengeksploitasi perubahan menjadi peluang untuk bisnis atau jasa yang berbeda.”
Wirausahawan yang sukses memiliki ide dan kemudian mencari cara agar ide tersebut sukses memecahkan masalah atau memuaskan kebutuhan. Dalam dunia yang berubah lebih cepat daripada yang kita bayangkan, kreativitas dan inovasi sangat penting bagi kesuksesan- dan keberlangsungan-perusahaan. Hal tersebut berlaku untuk bisnis dalam semua industri- dari produsen mobil sampai penanam teh-dan untuk berbagai ukuran perusahaan. Akan tetapi kreativitas dan inovasi menjadi semacam “penentu” bagi bisnis kewirausahaan berskala kecil. Berpikir kratif telah menjadi inti keterampilan bisnis, dan wirausahawan menjadi pemimpin dalam usaha mengembangkan dan menerapkan keterampilan tersebut. Pada kenyataannya, kreativitas dan inovasi sering menjadi jantung bagi kemampuan perusahaan kecil untuk dapat bersaing dengan pesaing mereka yang lebih besar. Walaupun mereka tidak dapat melebihi belanja pesaing mereka yang lebih besar, perusahaan kecil dapat menciptakan keunggulan bersaing yang kuat dan efektif terhadap perusahaan besar secara lebih kreatif dan inovatif! Jika mereka gagal dalam melakukannya, wirausahawan tidak dapat bertahan lama dalam bisnis. Ahli kepemimpinan, Warren Bennis, mengatakan, “Hidup dan mati perusahaan yang sukses saat ini mengikuti kualitas ide mereka.”
Kadang kala melakukan inovasi berarti menciptakan sesuatu dari nol. Akan tetapi, inovasi biasanya cenderung merupakan hasil dari usaha menggabungkan hal-hal lama dengan cara-cara baru, atau dari mengambil sesuatu untuk menciptakan sesuatu yang lebih sederhana atau lebih baik. Sebuah eksperimen yang didesain untuk untuk meningkatkan kelekatan selotip menghasilkan lem yang dapat melekat di semua permukaan. Walaupun kebanyakan peneliti dapat saja menganggap eksperimen tersebut kegagalan total dan dan membuangnya, peneliti ini mengajukan sebuah pertanyaan sederhana yang kreatif: apa yang bisa Anda lakukan dengan lem jika Anda menyingkirkan sebagian besar dari daya lekatnya ? Jawabannya adalah penemuan salah satu produk peralatan kantor yang paling terkenal sepanjang masa: Post-it note dari 3M.
Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar. Ini termasuk menerapkan strategi terfokus terhadap ide dan pandangan baru untuk menciptakan produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan pelanggan atau memecahkan masalah mereka. Wirausahawan adalah mereka yang menghubungkan ide kreatif dengan tindakan dan struktur bisnis tertentu. Jadi, kewirausahaan yang sukses adalah proses konstan yang mengandalkan kreativitas, inovasi, dan penerapannya dipasar.
Inovasi harus menjadi proses yang konstan karena kebanyakan ide tidak akan sukses dan kebanyakan inovasi akan gagal. Namun, wirausahawan yang sukses menyadari bahwa kegagalan seing kali menemani inovasi, dan mereka bersedia menerima kegagalan tersebut karena mereka megetahui bahwa kegagalan  semata-mata merupakan bagian dari proses kreatif. Kewirausahaan meminta pemilik bisnis bertindak cukup berani dalam mencoba ide baru mereka, cukup fleksibel untuk mengesampingkan ide yang tidak sukses, dan cukup bijaksana untuk belajar mengenai apa yang akan sukses berdasarkan observasi mereka terhadap ide yang tidak sukses.
Saat ini kreativitas tidak hanya menjadi sumber penting untuk mengembangkan keunggulan bersaing, tetapi kreativitas juga merupakan kebutuhan untuk berlangsungnya hidup.
Wirausahawan harus selalu waspada terhadap asumsi & prespektif tradisional mengenai cara hal-hal yang seharusnya berlaku, karena cara tersebut jelas-jelas mematikan kreativitas.
Kreativitas tidak akan lahir jika adanya hambatan mental yang dibebankan pada diri sendiri dan paradigma lain yang cenderung dibentuk orang selama beberapa tahun.
Paradigma adalah gagasan yang telah disusun mengenai dunia ini, seperti apa seharusnya, dan cara seharusnya beroperasi. Gagasan-gagasan ini menjadi begitu berakar dalam benak kita sehingga menjadi rintangan yang tidak dapat disingkirkan untuk berfikir secara kreatif—walaupun gagasan-gagasan ini mungkin bersifat kuno, using dan tidak lagi relevan.
Selama bertahun-tahun, kearifan umum meyakini bahwa ada orang yang kreatif imajinatif, berjiwa bebas dan berjiwa wirausaha—dan ada yang tidak. Oleh karenanya beberapa orang dianggap berada dalam sisi lain spectrum tersebut dan sangat dianggap beberapa irang dianggap berada dalam sisi lain spectrum tersebut tersebut tersebut dan sangat dianggap sebagai orang yang mengandalkan logika, berfikir sempit, serta kaku. Kini telah ada pemahaman yang lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa siapa saja bisa belajar untuk menjadi kreatif. Masalahnya adalah bahwa dalam kebanyakan organisasi, orang-orang tidak pernah diajari—atau bahkan diharapkan—menjadi kreatif. Banyak bisnis juga gagal dalam mengembangkan lingkungan yang mendorong kreativitas di antara karyawannya. Di batasi oleh pola pikir tradisional mereka, kebanyakan orang tidak pernah menggali kreativitas mereka, dan perusahaannya menjadi tidak berkembang.
Wirausahawan dan orang-orang yang bekerja tidak hanya belajar berfikir kreatif, tetapi mereka harus melakukanya demi perusahaan mereka.
Halangan kreativitas
Roger von Oech, dalam bukunya A Whack on the Slide of the Head, mengidentifikasikan “kunci mental” (mental locks) yang membatasi kreativitas seseorang.
a. Mencari satu jawaban yang “tepat”
Kebanyakan sistem pendidikan yang mendarah dagin adalah asumsi bahwa terdapat satu jawaban yang tepat untuk masalah tertentu. Rata-rata siswa yang telah menyelesaikan empat tahun di perguruan tinggi teah mengambil lebih dari 2.600 ujian, sehingga sindrom satu jawaban yang tepat menjadi bagian dari cara berpikir kita. Akan tetapi, pada kenyataannya, kebanyakan masalah bersifat ambigu. Tergantung pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seseorang, mungkin (biasanya memang) terdapat beberapa jawaban yang tepat.
b. Berfokus untuk “berpikir logis”
Logika menjadi bagian penting di dalam proses kreatif, khususnya ketika mengebaluasi ide dan melaksanakannya. Tapi, fase imajinatif di dalam proses tersebut, pemikiran logis bisa menghambat kreativitas. Terlalu fokus hanya kepada hal-hal yang logis akan melemahkan penggunaan dari salah satu kreasi kuat dari otak, yaitu intuisi. Von Oech menasehati kita agar selalu “berpikir sesuatu dengan cara yang berbeda”, serta menggunakan cara berpikir non-logis secara bebas, khususnya ketika berada pada fase imajinatif di dalam proses kreatif. Intuisi, yang merupakan akumulasi pengetahuan dan pengalaman di sepanjang hidup seseorang, bisa saja dibuka. Penggunaannya sangat penting di dalam proeses kreatif karena ia mampu membuat kita memiliki asumsi di luar batasan yang bisa membatasi kreativitas dan inovasi.
c. Mengikuti aturan secara membabi buta
Saat masih mudah, kita belajar untuk “tidak mewarnai melebihi batas garis dari suatu gambar”, dan kita menghabiskan sisa hidup kita untuk mengikuti aturan secara buta. Biasanya, kreativitas jutru bergantung kepada kemampuan kita untuk melakukan dobrakan terhadap aturan yang sudah ada sehingga kita mampu melihat cara-cara baru untuk melakukan banyak hal.
d. Terus menerus bersikap praktis
Memikirkan jawaban yang tidak bisa dijalankan untuk pertanyaan, “Apa yang terjadi jika…” bisa menjadi batu loncatan menuju ide-ide yang kreatif. Ketika untuk sementara memikirkan hal-hal yang dianggap tidak bisa dilakukan terkadang memberikan kebebasan kepada pikiran untuk memikirkan solusi yang kreatif.
e. Memandang Permainan adalah hal yang tidak berguna
Memiliki jiwa bermain merupakan hal mendasar untuk mendapatkan cara berpikir yang kreatif. Ada hubungan yang erat antara “Hahaha” di dalam humor dengan “Aha..” ketika menemukan sesuatu. Permainan memberikan kita peluang untuk menciptakan kembali realitas dan menformulasikan kembali cara-cara yang sudah ada untuk melakukan sesuatu. Anak-anak bisa bermain, dan begitu juga pengusaha. Lihatlah anak kecil ketika bermain. Mereka akan memiliki permainan baru untuk benda yang sudah lama serta mempelajari apa yang terjadi di dalam permainan mereka.
Pengusaha juga bisa mendapatkan keuntungan dari cara bermain yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka bisa melakukan pendekatan baru dan menemukan apa yang terjadi dan apa yang tidak terjadi. Kreativitas akan dihasilkan ketika pengusaha mengambil apa yang sudah diperolehnya dari permainan, mengevaluasinya, dan mengkoordinasikannya dengan pengetahuan lain, serta meletakkannya untuk bisa dipraktikkan. Para pekerja yang memiliki keceriaan saat menyelesaikan permasalahan memungkinkan untuk bisa menemukan solusi yang kreatif.
f. Terlalu terspesialisasi
Mendefinisikan masalah sebagai salah satu dari “pemasaran” atau “produksi” atau di wilayah spesial hanya akan membatasi kemampuan untuk bisa melihat bagaimana semua itu bisa saling berkaitan. Para pemikir yang kreatif akan cenderung melihat ide-ide di luar wilayah kekhususan. Ide tentang deodorant roll-on sebetulnya muncul dari  sifat pena ball point.
g. Menghindari ambiguitas
Ambigu bisa menjadi stimulus yang kreatif dan luar biasa; ia akan mendorong kita untuk “berpikir sesuatu dengan cara berbeda.” Setidaknya, ambigu akan membuat kita cenderung berpikir dua langkah berbeda dalam waktu yang sama, dan ini adalah langkah menuju kreativitas. Kondisi yang ambigu akan membuat kita berpikir lebih keras melampaui batasan normal dan memikirkan pilihan-pilihan ambigu pada waktu yang bersamaan. Walaupun ambigu bukanlah elemen yang diinginkan ketika pengusaha sedang mengevaluasi dan mengimplementasikan ide, tapi ia bisa menjadi alat yang berharga ketika pengusaha sedang mencari ide-ide dan solusi-solusi yang kreatif. Pengusaha biasanya menanyakan sebuah pertanyaan lalu mendapatkan sebuah jawaban untuk kemudian mencari jawaban-jawaban lain yang memungkinkan. Hasilnya, mereka akan selalu menemukan peluang bisnis dengan menciptakan situasi-situasi yang ambigu.
h. Takut terlihat tolol
Berpikir kreatif tidak memiliki tempat untuk melakukan penyesuaian. Ide-ide yang baru jarang muncul dari kondisi lingkungan yang sesuai. Masyarakat cenderung menyesuaikan diri karena mereka tidak ingin terlihat bodoh. Perbuatan bodoh adalah perbuatan yang mendobrak kebiasan dan aturan lama. Pengusaha adalah orang yang “bodoh” karena mereka seringkali mempertanyakan dan menantang cara-cara lama untuk menjalankan sesuatu. Menurut Schumpeter, “fungsi dari pengusaha adalah melakukan reformasi atau revolusi terhadap pola produksi dengan cara melakukan teknologi yang kemungkinan belum dicoba untuk menghasilkan komoditas baru dan memproduksi yang lama dengan cara yang baru, dengan cara membuka suplai materi yang baru untuk produknya. Pendeknya, pengusaha akan melihat cara lama dan bertanya, “Apakah ada cara yang lebih baik lagi?”. Ia akan mendobrak cara lama, dan menciptakan cara baru.
i. Takut salah dan gagal
Mereka yang kreatif pasti menyadari bahwa mencoba sesuatu yang baru pasti akan menemukan kegagalan; tapi mereka tidak menganggap kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Ia merupakan gambaran dari pengalaman pembelajaran tentang jalan menuju kesuksesan. Kegagalan adalah tanda bagi pengusaha untuk merubah arah tindakannya. Entrepreneurship adalah tentang peluang untuk gagal. Banyak pengusaha yang gagal berkali-kali sebelum akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan. Hal itu karena mereka tidak takut salah dan tidak takut gagal.  Kuncinya adalah mereka melihat kegagalan sebagai suatu peluang untuk belajar bagaimana agar bisa sukses. Pengusaha uang menerima kegagalan dan belajar dari kegagalan akan muncul sebagai orang sukses dari apa yang sudah dia coba. Pengusaha sukses akan menyamakan kegagalan sebagai inovasi bukan kekalahan.
j. Percaya bahwa “saya tidak kreatif”
Sebagian orang membatasi diri mereka sendiri karena mereka percaya bahwa kreativitas itu hanya dimiliki oleh Einstein, Beethovens, dan Da Vinci. Sayangnya, kepercayaan semacam ini menjadi hal yang sudah tertanam kuat di dalam diri. Mereka yang percaya bahwa dirinya tidak kreatif pasti akan berperilaku dengan menggunakan cara dimana dia akan mengarah kepada kondisi dirinya yang tidak kreatif. Sedangkan mereka yang menganggap dirinya jenius, bervisi, dan pembaharu, biasanya tidaklah lebih pintar atau lebih kreatif dibanding orang rata-rata; tapi mereka selalu belajar bagaimana caranya berpikir secara kreatif sehingga dengan ketekunannya ia pun akhirnya mendapatkan kesuksesan






















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Banyak Negara di seluruh dunia mengalami pertumbuhan dalam sektor bisnis kecil, termasuk Indonesia., hal inilah yang membuat kewirausahaan berkembang pesat. Wirausahawan memiliki beberapa ciri umum, didorong oleh ciri-ciri inilah, wirausahawan mendirikan dan mengelola perusahaan kecil untuk dapat mengendalikan kehidupa mereka sendiri, membuat dunia menjadi berbeda, memeroleh kepuasan diri, meraih laba yang tak terbatas, berperan dalam masyarakat, dan melakukan hal-hal yang mereka sukai.
Wirausahawan juga menghadapi kelemahan tertentu, termasuk ketidakpastian pendapatan, risiko kehilangan investasinya, kerja keras dan jam kerja panjang, kualitas hidup yang lebih rendah sebelum bisnis mapan, tingkat stress tinggi, dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pengambilan keputusan. Para wirausahawan menyadari bahwa kegagalan adalah bagian alami dari proses kreatif, oleh karena itu wirausahawan dapat menggunakan beberapa taktik umum untuk menghidari kegagalan.
Kreativitas bila disatukan dengan inovasi maka akan menghasilkan peluang untuk mengembangkan bisnis. Saat ini kreativitas tidak hanya menjadi sumber penting untuk mengembangkan keunggulan bersaing, tetapi kreativitas juga merupakan kebutuhan untuk berlangsungnya hidup. Kreativitas tidak akan lahir jika adanya hambatan mental yang dibebankan pada diri sendiri dan paradigma lain yang cenderung dibentuk orang selama beberapa tahun. Kreativitas harus disertai dengan inovasi karena tanpa adanya inovasi atau salah satu diantara keduanya hilang maka tidak akan bisa menghasilkan peluang secara maksimal.
Saran
Setiap wirausahawan harus selalu waspada, selain itu wirausahawan harus memiliki sikap pantang menyerah, terus mencoba sesuatu yang baru, berani mengambil resiko, berfikir diluar nalar atau logika, jujur dalam berbisnis, serius tapi santai, ramah pada setiap konsumen karena semua itu merupakan modal utama kesuksesan seorang wirausahawan. 


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous (2008). Proses Kewirausahaan. Dari http://Proses Kewirausahaan « Catatan Online ghaNOZ 2480.htm, 19 September 2013
Anonimous (2009). Sembilan Bekal Untuk Menjadi Pengusaha. Dari http://bisnisukm.com/category/tips-motivasi-bisnis, 19 September 2013
Superadmin (2008). Definisi Wirausaha (Entrepreneurship). http://www.pengusahamuslim.com/kewirausahaan/entrepreneurship/23-definisi-wirausaha-entrepreneurship.html, 219 September 2013
Taro (2008). Cara Menjadi Pengusaha. Dari http//hipmi. org/blog/ ?p=30 http://hipmi. org/blog/?p=30, 19 September 2013
Scarborough, Norman & Zimmerer, Thomas W. (2002), Effective Small Business Management: An Entrepreneurial Approach, New Jersey: Prentice Hall


Tidak ada komentar:

Posting Komentar